Saya Malu Menjadi Software Engineer

Post image

Hai, ini cerita saya.

Perkenalkan saya Saeful, seorang anak yang senang bermain game house: platypus. Sejak pertama kali diberi komputer oleh ayah, saya tiap hari selalu didepan layar komputer.

Bagi saya, komputer adalah barang mewah yang tidak sembarang orang memilikinya. Saya ingat pertama kali melihat komputer, dua tahun lalu, ketika saya berkunjung ke rumah teman SD yang orang tuanya PNS. Saat itu tahun 2009, saya sangat ingat apa yang dibuka pertama kali. Sebuah layar berwarna hijau khas wallpaper windows xp. Saya hanya berfikir benda apa ini?

Dua tahun kemudian saat itu saya kelas 1 smp, orang tua saya ditawari komputer bekas, lengkap cpu dengan monitor, keyboard dan mousenya. Tertulis jelas pentium 4, saya tidak tau apa itu.

Orang tua saya mengambil kesempatan itu karena harganya sangat miring, menurutnya.

Saya yang pernah diajari guru TIK mengenai komputer, langsung mempraktikan yang saya pelajari. Ya, membuat folder!

Klik kanan start, klik kiri explorer.


Menjadi Maniak Word

Maniak Word

Saya tidak tau apa yang harus saya lakukan didepan barang mewah ini. Ibarat buku LKS TIK yang saya beli di sekolah, dengan komputer anda bisa membuat apapun, mendesain pesawat, melakukan assembly mobil, ataupun merancang roket. Namun tidak satu pesawatpun yang berhasil saya buat, jangan berharap mobil dan roket!

Sehari-hari saya membuka Ms. Word 2003. Mengetik tulisan yang tidak jelas, memainkan clipart, ya saya maniak word.


Terimakasih Game

Ibarat menemukan buah yang jatuh didepan mata, saya penasaran dengan shortcut di desktop, tertulis platypus coba saya buka dan wallaa! ternyata game.

Dari situ hari-hari menyenangkan dimulai, saya adalah gamer, hari-hari saya sangat menyenangkan di depan barang mewah ini. Akhirnya barang ini memang barang mewah.

Game

Menjadi Cheater

Bermain game tentu menginginkan level yang terus naik, karakter yang semakin tangguh dan kebanggaan akan perjuangan yang telah dilakukan. Kecuali saya, sangat lama sekali menaikan level ninja saga, dengan kuota yang sangat mahal ketika itu, saya terlalu ketagihan untuk menaikan level ninja saga.

Sampai akhirnya saya menjadi cheater setelah bimbingan kawan-kawan saya yang baik hati.

Semua tutorial saya baca untuk memanipulasi game yang saya mainkan. Ternyata hal ini menarik!

Bagaimana akhirnya karakter saya di banned berkali-kali, namun sangat seru memainkan ini. Saya menjadi admin group ninja saga, pokemon emerald indonesia, dan banyak lagi fans page yang tenar kala itu.

Menyenangkan sekali hari itu…


Bertemu Hacker Legendaris

Hacker

Pertemuan saya dengan hacker legendaris sangat tidak disangka-sangka. Dia adalah guru TIK SMA saya!

Kelas pertama dengan dia, langsung mendeklarasikan bahwa dia hacker, pekerjaan sebagai guru hanyalah pekerjaan sampingan. Pekerjaan utama dia adalah jual beli mata uang, melakukan pembayaran ilegal (carding), dan meretas berbagai website untuk kesenangan pribadi. Waw! keren!

Sejak saat itu saya menjadi maniak hacker, belajar CMD dan batch programming, benar saya hanya copy paste!

Saya percaya dapat menaklukan dunia menggunakan ddos dari script batch yang saya buat!


Menjadi Hacker Yang Disegani

Saya kemudian menulis banyak artikel pada blog mobile yang tenar ketika itu. Menjalin komunikasi dengan sesama penulis, dan memperoleh pengikut royal dengan modal artikel yang saya baca dan modifikasi dari website lain.

Hacker

Saya beberapa kali melakukan aksi peretasan seperti menyumbangkan beberapa byte ddos, melakukan freeze billing warnet, merubah tampilan website orang lain, menggunakan internet secara gratis menggunakan celah dari operator, dan yang paling parah: mendapatkan pulsa gratis 800rb.


Beralih ke Programmer

Saya yang terkenal karena suka IT, kemudian dipanggil oleh hacker legendaris untuk mewakili sekolah dalam ajang lomba nasional programming. Saya di-didik langsung oleh legenda tersebut untuk mewakili sekolah pada lomba yang diselenggarakan lusa, ya benar, lusa.

Saya tidak tau apa itu pascal, sontak kaget mengetahui bahwa ada istilah yang dinamakan programmer. Selama ini saya hanya tau hacker, karena itu sangat keren.

Programmer

Tentu saja, saya kalah dalam lomba tersebut.

Namun, saya menjadi maniak programming saat ini. Banyak kode pascal yang saya pelajari, hingga akhirnya saya bertemu dephi 7.

Banyak tutorial yang saya baca, membuat browser, kalkulator, bahkan pemutar musik. Semua sudah saya kuasai, pikir saya yang membuatnya menggunakan copy paste tanpa memahami kode tersebut.

Proyek yang paling saya banggakan ketika itu adalah membuat aplikasi untuk menjalankan internet gratis.

Di kelas 3 SMA, perlahan saya mulai memahami kode yang saya tuliskan. Tidak ada dokumentasi bullshit, semua saya pelajari dengan membaca kodenya langsung.


Mimpi yang Tidak Tercapai

Mimpi

Saya bermimpi kuliah jurusan IT. Saya tidak tau kenapa saya menginginkan jurusan IT, saya hanya menyukainya saja.

Namun sayang, saya dibesarkan di keluarga besar yang tidak ada seorangpun sosok sarjana. Di desa yang sering mati listrik tanpa sebab.

Karena berbagai pertimbangan, terutama tidak ada yang tau karir lulusan IT di 2015, orang tua saya tidak setuju saya meraih mimpi. “Komputer bisa dipelajari otodidak”, kalimat itu masih saya ingat sebagai argumen teguh orang tua saya.

Saya masuk ke jurusan Teknik Pertanian, atas saran orang tua yang melihat ada orang dalam di bidang kehutanan. Ya saya paham, tidak ada hubungannya. Namun itulah yang terjadi, menurut orang tua saya seperti itu.


Menjadi Mahasiswa Excellent

Mahasiswa

Menjadi mahasiswa di universitas negeri menurut saya menjadi kesempatan yang sangat luar biasa. Saya terlahir di keluarga besar yang tidak memikirkan perkuliahan, namun beruntungnya orang tua saya berfikir maju. Mereka rela berhutang puluhan juta agar anaknya dapat kuliah. Tentu saya tidak akan pernah menyalahkan mimpi saya yang tidak tercapai, bagi saya bisa kuliah adalah kesempatan yang luar biasa.

Saya menjalani kuliah dengan penuh semangat, a.k.a ambis. Ya saya sangat berambisi meraih nilai yang tinggi. Saya tidak suka organisasi di kampus!

Bagi saya yang pernah menjadi ketua rohis di sma, ketua gabungan rohis tingkat kabupaten, perwakilan rohis kabupaten dalam ajang perkemahan rohis nasional, menjalani organisasi itu memuakan! hanya saya yang berjuang, tidak ada yang melihat pengorbanan saya!

Menjadi mahasiswa ambis sangat menyenangkan, serasa semua dosen memperhatikan. Saya bahkan mendapat pujian excellent dari 4 dosen berbeda, di matakuliah yang berbeda.

Saya dapat menyelesaikan soal yang dosen tidak bisa selesaikan.

Bahkan saya berikrar, skripsi saya harus karna terbaik yang saya berikan. Dan semua itu terwujud. Saya sangat bangga dengan skripsi yang saya buat. Semua berasal dari pikiran kritis yang saya renungkan berkali-kali. Cobaan demi cobaan yang datang silih berganti. Saya sumbangkan untuk universitas saya tercinta.


Tidak Tau Harus Kemana

Tidak Tau

Perlu dipahami, saya memiliki skill yang cukup banyak. Saya bisa ngoding, mendesain mesin dan pemimpin yang baik. Di akhir semester karena bosan dianggap mahasiswa “kupu-kupu”, kuliah-pulang kuliah-pulang, saya pun menunjukan bahwa sosok kepemimpinan dapat dengan mudah saya dapatkan ketika saya mau.

Saya akhirnya menjadi staff di himpunan mahasiswa tingkat prodi, ketua komunitas desain (CAD), dan ketua seminar nasional. Kuliah adalah pengalaman yang berwarna bagi saya.

Namun, bagaikan ditampar kehidupan, semua yang saya banggakan di perkuliahan sedang diuji. Setelah lulus, banyak sekali lowongan yang saya apply. Tidak ada satupun yang lolos!

Tidak tau harus kemana, menjadi apa. Skill bullshit yang saya kuasai ternyata masih begitu dangkal di dunia kerja.

Serasa pujian “pintar” dari banyak orang menampar-nampar muka saya. Malu!

Putus asa!

Sedih!

Ternyata, saya tidak sehebat itu, pikir saya.


Malu Menjadi Software Engineer

Software Engineer

Menjadi pengangguran adalah fase yang menyedihkan untuk saya. Semua hura-hura kelulusan ternyata hanya terasa secepat itu. Saat ini saya dihadapkan dengan dunia yang keras, ternyata semua yang saya pelajari tidak menarik dimata perusahaan.

Malu! melihat lowongan kerja dengan kriteria skill tertentu yang saya tidak tau apa itu.

Nodejs, Reactjs, MySQL adalah hal yang terlalu jauh diatas pikiran saya.

“Saya ingin punya macbook, saya ingin punya monitor besar, saya ingin hari-hari saya mendevelop aplikasi” adalah cita-cita saya yang terlampau tinggi.

Saya malu tidak bisa melakukannya, tidak terpakai nilai dan organisasi yang saya pupuk di perkuliahan.

“Saya Malu Menjadi Software Engineer.”

comments powered by Disqus

You May Also Like